Senin, 29 Desember 2014

On 09.13 by Be True Be You in ,    No comments

Jatiluwih terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Pulau Bali, Indonesia. Jatiluwih terdiri dari kata Jati dan Luwih, yang artinya benar benar indah. Jatiluwih dengan latar belakang Gunung Batukaru, terletak pada ketinggian 700 m diatas permukaan laut dan berhawa sejuk serta suasananya terasa nyaman. 

Jatiluwih memiliki pemandangan alam yang indah. Sebagian besar daerahnya merupakan daerah persawahan yang dibuat berundak (bertingkat) atau dikenal dengan sawah berteras khas Bali yang akan membuat Anda semakin mengangguminya. Daerah persawahan ini berbentuk teras dengan luas sekitar 636 hektar. Sawah ini menggunakan sistem pengairan subak yaitu sistem pengairan atau irigasi tradisional Bali yang berbasis masyarakat. Subak memiliki pura yang dibangun untuk dewi kemakmuran dan dewi kesuburan. Keunikan sawah berteras inilah yang membuat Jatiluwih dinominasikan masuk daftar UNESCO World Heritage sebagai warisan budaya dunia. Sesekali, para wisatawan juga akan melewati sungai, pura, atau rumah-rumah penduduk yang masih sederhana. Suasananya benar-benar menggambarkan suasana pedesaan yang damai. Untuk dapat menikmati panorama ini, para wisatawan dapat menggunakan sepeda atau jika ingin merasakan sesuatu yang berbeda, dapat menyewa sebuah mobil volkswagen sambil menikmati pemandangan di kanan kiri jalan.


 Di Jatiluwih, wisatawan dapat melakukan kegiatan atau aktivitas trekking dan bersepeda sambil menelusuri alam Jatiluwih yang masih natural serta melihat aktivitas masyarakat yang hampir sehari penuh disawah.
Selain itu wisatawan juga dapat menikmati atraksi budaya cara menanam padi yaitu mulai dari proses pertanian dan mapag toya, ngendag, mengolah tanah, tanam padi, mebiyukukung dan sampai panen padi. Menariknya, masih dipertahankannya padi lokal serta budidayanya masih menggunakan pupuk organik.
Pada setiap 210 hari sekali di hari Rabu Kliwon Ugu, juga wisatawan dapat melihat upacara petoyan yang diadakan di Pura Petali dengan menggelar tarian yang bersifat sakral yaitu tari wali pendet.
Di Jatiluwih juga terdapat aktifitas permainan air yang  berada di sebuah sungai yang dibendung aliran airnya. Dari sungai tersebut para wisatawan akan dibawa menuju lokasi permainan berikutnya yaitu arung jeram(rafting), dimana para wisatawan akan merasakan air sungai yang akan menghantam para wisatawan sepanjang sungai yang disusuri.


Setelah puas menelusuri panorama alam Jatiluwih para wisatawan dapat memanjakan lidah dengan berwisata kuliner mencicipi beraneka ragam kuliner khas bali yang terdapat pada deretan restoran dengan suguhan pemandangan alam yang sangat indah.


Panorama alam yang indah dengan daerah persawahan yang dibuat berundak serta terletak pada lembah kaki Gunung Batukaru dengan ketinggian 850 meter di atas permukaan laut merupakan daya tarik utama pada objek wisata ini. suasana pedesaan yang asri, masih sederhana dan tradisional yang menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat bali juga menambah daya tarik dari objek wisata ini. Selain itu telah dibangun juga beberapa fasilitas penunjang seperti tempat beristirahat(bale bengong), restoran dan fasilitas umum lainnya(toilet dan tempat parkir), serta penerimaan dan sambutan hangat dari masyarakat lokal yang akan semakin memanjakan para wisatawan dan membuat perjalanan mereka semakin berkesan. Sehingga diharapkan dapat membuat mereka  untuk tetap tinggal dan berkunjung kembali ke objek wisata ini.


Demikian beberapa identifikasi potensi wisata yang terdapat pada objek wisata Jatiluwih, namun tetap saja ada beberapa permasalahan yang sedang dihadapi oleh pengelola objek wisata tersebut. Dimana permasalahan tersebut dapat membuat belum banyaknya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut, seperti akses jalan yang masih rusak, baik akses menuju ke objek wisata maupun akses dalam rute perjalanan yang disuguhkan untuk aktifitas berwisata seperti trecking dan bersepeda. Selain itu masih belum terdapat cenderamata yang diproduksi untuk menjadi cirri khas atau penanda dari objek wisata tersebut, untuk dibawa pulang oleh para wisatawan yang datang sebagai oleh-oleh maupun penanda bahwa ia pernah datang ke objek wisata tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar