Senin, 29 Desember 2014
Kerta
Gosa adalah salah satu objek wisata terkenal yang terdapat di Kabupaten
Klungkung. Tempat dengan arsitektur khas Bali ini terkenal dengan keunikan
Balai Peradilannya. Tempat ini berjarak kira-kira 40 km ke arah timur dari
Denpasar dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 45 menit atau
lebih melalui Jalan By Pass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.
Kerta Gosa adalah
obyek wisata peninggalan budaya Kraton Semarapura, yang pada jaman dahulu Kerta
difungsikan sebagai tempat diskusi mengenai situasi keamanan, keadilan dan
kemakmuran wilayah kerajaan Bali, atau disebut dengan tempat pengadilan di Bali
pada jaman dulu.
Kerta
Gosa terdiri dari dua buah bangunan, yaitu Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang.
Bangunan Bale Kambang dikelilingi kolam yang disebut Taman Gili. Keunikan dari
kedua bangunan tersebut adalah pada langit – langit bangunan, terdapat lukisan
wayang yang mengambarkan kasus yang disidangkan, serta jenis – jenis hukuman
yang akan diterima, jika melakukan kesalahan.
Dari berbagai sumber
menyebutkan, fungsi kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat
lukisan-lukisan wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan.
Lukisan-lukisan itu, konon, merupakan rangkaian dari suatu cerita dengan tema
pokok parwa, Swargarokanaparwa dan Bima Swarga yang memberi petunjuk hukuman
karma phala (akibat dari baik-buruknya perbuatan yang dilakukan manusia selama
hidupnya) serta penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya.
Secara psikologis,
tema-tema lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan Kerta Gosa memuat
nilai-nilai pendidikan mental dan spiritual. Lukisan-lukisan di bangunan
sejarah itu dibagi menjadi enam deretan secara bertingkat-tingkat. Deretan
paling bawah menggambarkan tema yang berasal dari ceritera Tantri. Deretan
kedua dari bawah menggambarkan tema cerita Bimaswarga dalam Swargarakanaparwa.
Deretan selanjutnya bertemakan cerita Bagawan Kasyapa. Deretan keempat
mengambil tema Palalindon, yaitu ciri dan makna terjadinya gempa bumi secara
mitologis. Lanjutan cerita bertemakan Bimaswarga terlukiskan pada deretan
kelima yang letaknya sudah hampir pada kerucut langit-langit bangunan. Di
deretan terakhir atau keenam ditempati oleh gambaran tentang kehidupan nirwana.
Selain di
langit-langit bangunan Kerta Gosa, lukisan wayang juga menghiasi langit-langit
bangunan di sebelah barat Kerta Gosa, tepatnya di Bale Kambang. Pada
langit-langit Bale Kambang ini lukisan wayang dengan tema cerita Kakawin
Ramayana dan Sutasoma. Pengambilan tema Kakawin ini memberi petunjuk bahwa
fungsi bangunan Bale Kambang merupakan tempat diselenggarakannya upacara
keagamaan Manusa Yadnya, yaitu kegiatan potong gigi putra-putri raja di
Klungkung.
Daya tarik Kerta
Gosa, selain berupa lukisan-lukisan tradisional bergaya Kamasan di Bale Kerta
Gosa dan Bale Kambang, juga terletak pada peninggalan penting lainnya yang
masih berada di sekitarnya. Sebagai pemedal agung (pintu gerbang atau gapura),
peninggalan-peninggalan ini tak dapat dipisahkan nilai sejarahnya.
Pemedal Agung
terletak di sebelah barat Kerta Gosa yang sangat memancarkan nilai peninggalan
budaya kraton. Pada peninggalan sejarah ini terkandung pula nilai seni
arsitektur tradisional Bali. Gapura inilah yang pernah berfungsi sebagi
penopang mekanisme kekuasaan pemegang tahta (Dewa Agung) di Klungkung selama
lebih dari 200 tahun (1686-1908). Puing tertinggi yang masih tersisa adalah
Kerta Gosa, Bale Kambang dengan Taman Gili-nya serta Gapura Kraton.
Adapun kendala yang
dapat menghambat berkembangnya objek wisata tersebut yaitu kurangnya pemeliharaan
dari objek peninggalan budaya itu sendiri. Hal tersebut terjadi karena masih
adanya konflik tarik ulur siapa yang berhak mengelola dan mendapatkan
kontribusi hasil dari kunjungan wisatawan itu.
Oleh sebab itu hal
yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut yaitu, pertama
mnyelesaikan terlebih dahulu permasalahn yang terjadi di dalam proses
pengelolaan objek wisatawan tersebut. Sehingga dalam perbaikan terhadap
beberapa objek budaya yang terdapat pada objek wisata kertagosa dapat segera
dilakukan, serta pemeliharaannya kedepan dapat tetap dilakukan secara
berkesinambungan. Begitu pula dengan sumber dana yang digunakan dalam
pemeliharaannya, baik bersumber dari pemerintah setempat maupun pemerintah
pusat supaya tetap terjalin komunikasi yang lancer atas dana yang diperlukan
dan yang digunakan. Selain itu juga diperlukan
usaha untuk memperkenalkan(promosi) terhadap objek wisata tersebut untuk
lebih ditingkatkan, baik melalui bedia elektronik maupun media sosial.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Ngaben merupakan upacara kremasi atau pembakaran jenazah di Bali, Indonesia. Upacara adat Ngaben merupakan sebuah ritual yang dilakukan u...
-
Kerta Gosa adalah salah satu objek wisata terkenal yang terdapat di Kabupaten Klungkung. Tempat dengan arsitektur khas Bali ini terkenal...
-
Desa Penglipuran masuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli. Letaknya di jalan utama Kintamani – Bangli. Kata “Pen...
-
Pantai Balangan terletak di sebelah Utara pantai Dreamland & Selatan pantai Kuta, tepatnya di wilayah bukit Ungg...
-
Nama saya Ni Luh Putu Sarasswati, saya lahir di Kediri, Jawa Timur pada tanggal 29 Februari tahun 1996. Saat ini saya sedang duduk di bangku...
-
Taman Sukasada Ujung yang terkenal sebagai istana air (water palace), merupakan situs bersejarah peninggalan Kerajaan Karangasem yang ter...
-
Jatiluwih terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Pulau Bali, Indonesia. Jatiluwih terdiri dari kata Jati dan Luwih, yang arti...
0 komentar:
Posting Komentar